Gaya Kepemimpinan Demokratis Beserta Karakteristiknya

gaya kepemimpinan

Setiap perusahaan memerlukan individu dengan kemampuan kepemimpinan yang ideal. Kenyataannya setiap orang lebih suka sesuatu yang sifatnya demokratis. Termasuk juga gaya kepemimpinan dari atasannya.

Sikap demokratis membuat setiap individu dalam perusahaan maupun organisasi merasa dihargai dan dianggap ada. Sehingga menciptakan keadilan yang menyeluruh. Seperti apa karakteristik demokratis tersebut, berikut penjelasannya.

Apa Itu Gaya Kepemimpinan Demokratis?

Pengertian dari kepemimpinan demokratis sendiri adalah gaya yang melibatkan partisipasi anggota dalam proses pengambilan keputusan. Meski merupakan pemimpin, namun tidak memaksakan keputusan atas pertimbangan sendiri.

Hubungan dalam hierarki tetap akan terjalin dengan ideal sesuai porsinya. Gaya seperti ini memiliki kelebihan. Diantaranya adalah seperti di bawah ini.

1. Hubungan atasan dan bawahan harmonis

Gaya kepemimpinan demokratis mendukung harmonisasi hubungan antar semua pihak. Sebab selalu terjalin komunikasi satu sama lain dengan sistem terbuka. Sehingga tidak ada konflik berkepanjangan.

2. Pertimbangan keputusan lebih matang

Ide dan gagasan dari banyak pihak, sehingga ada berbagai pertimbangan sebelum memutuskan suatu hal. Dalam hal ini keputusan yang diambil akan lebih matang, menguntungkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Semua pihak merasa lebih dihargai

Semua pihak diminta untuk berperan aktif dalam musyawarah mufakat, sehingga masing-masing akan terpacu untuk memberikan yang terbaik. Berani dan percaya diri dalam mengeluarkan pendapat serta ide. Sebab semua yang terlibat merasa lebih dihargai.

4. Meningkatkan produktifitas karena percaya pada atasan

Atasan dan pihak manajemen secara umum yang mendapat kepercayaan penuh seluruh karyawan akan mendukung produktifitas. Setiap departemen akan bekerja sesuai jobdesc masing-masing secara optimal.

Dengan sendirinya akan muncul kesadaran bahwa kepemimpinan yang sedang berjalan di suatu organisasi mengupayakan kemajuan bersama. Organisasi atau perusahaan akan mudah mendapatkan loyalitas dari setiap karyawan didalamnya.

5. Menghindari kubu oposisi

Dalam suatu organisasi sangat wajar muncul kubu oposisi. Yaitu pihak yang bertentangan pandangan dengan gaya kepemimpinan atasannya. Dengan adanya demokrasi, hal ini dapat ditekan.

Sebab orang-orang yang tidak sependapat bisa menyampaikan aspirasinya. Perusahaan akan menampung, mempertimbangkan kemudian memberikan keputusan terbaik melalui musyawarah.

Karakteristik Gaya Kepemimpinan Demokratis

materi seminar kepemimpinan

Kepemimpinan demokratis memiliki karakteristik menonjol yang mudah dilihat. Sebetulnya, dalam bidang politik sangat jelas, sebab Indonesia menerapkannya. Namun secara umum, karakteristiknya dapat dipahami dari beberapa hal berikut ini.

1. Partisipatif dan Kolaboratif

Karakteristik pertama dari suatu gaya demokratis adalah adanya partisipasi dan kolaborasi. Setiap pihak yang terlibat dapat berpartisipasi sebanyak-banyaknya dalam organisasi, sehingga kehadirannya dibutuhkan.

Membuka peluang kolaborasi antar individu sesama departemen, antar departemen, maupun dengan pihak atasan. Dengan demikian, visi misi perusahaan dapat tercapai lebih optimal.

2. Ide dan Pendapat

Semua individu dalam organisasi bebas mengemukakan ide dan pendapat yang membangun. Justru ini yang ditunggu dalam kepemimpinan demokrasi. Sebab pemimpin perlu masukan dari semua sisi sebelum menentukan suatu keputusan.

Setiap keputusan nantinya akan berdampak pada semua pihak terutama di intern organisasi. Dengan adanya masukan berupa ide dan pendapat membantu membuat suatu analisa dengan lebih akurat. Berkaitan dampak positif maupun negatif.

3. Kreativitas

Tidak adanya kekangan atau paksaan terhadap ruang gerak, menghasilkan kreatifitas lebih maksimal. Setiap pihak bisa bebas berekspresi selama sifatnya positif dan tidak merugikan pihak lain.

Kreatifitas dalam kepemimpinan demokrasi bisa menghasilkan sesuatu yang membangun. Mendorong kemajuan lebih cepat karena lebih banyak informasi yang didapat dari luar. Dalam suatu Negara hal ini akan nampak pada pesatnya pembangunan berbagai bidang.

4. Pemberdayaan

Karakteristik selanjutnya adalah adanya pemberdayaan secara maksimal. Bahkan sampai level paling rendah dalam suatu hierarki tidak luput dari perhatian. Hal ini bertujuan untuk memberikan fasilitas secara adil dan merata.

Pada akhirnya hasil dari pemberdayaan tersebut akan sangat bermanfaat bagi organisasi itu sendiri. Termasuk dalam proses regenerasi kepemimpinan akan lebih mudah menyaring orang-orang berkompeten karena sudah mendapat berbagai pembekalan.

3 Gaya Kepemimpinan Apa yang Paling Efektif?

perbedaan bos dan pemimpin

Secara umum terdapat 3 macam gaya kepemimpinan. Yaitu otoriter, demokrasi dan delegatif, mana paling efektif diantara ketiganya? Berikut penjelasannya.

1. Otoriter

Gaya pertama ini atasan atau pimpinan paling dominan terhadap penentuan setiap kebijakan. Semua keputusan dibuat oleh satu orang atau sebagian kecil kelompok saja. Keputusan harus terlaksana dan tidak boleh dibantah.

Kelebihannya, proses pengambilan keputusan lebih cepat. Ini sangat menguntungkan untuk kondisi yang mendesak dan berpengaruh pada kepentingan organisasi. Untuk menjalankan gaya seperti ini sangat dibutuhkan orang yang benar-benar berwawasan luas dan positif.

Kelebihan lainnya adalah adanya efisiensi manajemen krisis. Pada kondisi krisis, selain kecepatan mengambil keputusan juga diperlukan pengawasan ketat. Sehingga organisasi mampu bertahan.

Kemudian juga, penetapan tujuan atau visi misi lebih jelas. Pada dasarnya hanya mengikuti rantai komando yang sudah berjalan sebelumnya tanpa perlu adanya berbagai perubahan kecuali dalam kondisi mendesak.

Kekurangan dari gaya otoriter diantaranya pemimpin tidak disukai bawahan. Ini sangat mungkin terjadi, sebab masukan dan ide apapun yang tidak sepaham tidak akan diterima. selain itu juga beban kerja yang tidak dapat dinegosiasi.

Kekurangan selanjutnya adalah mematikan kreativitas. Sebab bawahan sangat bergantung pada pemimpin. Semua pekerjaan sudah sesuai dengan standar, cukup menjalankan saja tidak perlu adanya inovasi.

Teamwork kurang solid, merasa tidak dihargai kerja kerasnya sebab struktur organisasi serta regenerasinya mengikuti hierarki kekuasaan bukan prestasi. Dengan kondisi seperti ini banyak kemudian bawahan merasa tertekan.

2. Demokratis

Seperti disinggung sebelumnya, bahwa gaya satu ini melibatkan orang lain termasuk bawahan dalam menjalankan roda organisasi. Keputusan menyangkut kepentingan orang banyak diambil secara musyawarah.

Kekuasaan pemimpin tidak bersifat mutlak, terdapat komunikasi terbuka antara atasan dan bawahan sehingga ide dan gagasan tetap diterima. Terbuka ruang untuk berkreasi dengan leluasa demi kemajuan organisasi.

Gaya demokrasi memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya proses pengambilan keputusan yang lambat karena berdasarkan musyawarah. Kemudian juga rentan terjadinya kesulitan pengambilan keputusan karena banyaknya ide dan pendapat.

Kekurangan lainnya adalah rentan terjadi konflik akibat keputusan dinilai kurang sesuai dengan kepentingan beberapa pihak. Meski kebijakan tetap berlaku namun dalam praktiknya bisa terjadi gesekan kepentingan dan pada akhirnya menimbulkan perpecahan.

3. Delegatif

Cara kepemimpinan delegatif ini ditandai dengan pemimpin jarang tampil di depan publik. Memilih berada di belakang dan mendelegasikan pekerjaan kepada tim. Pemimpin lebih fokus pada strategi manajemen, namun kerja lapangnya tetap dilakukan oleh orang kepercayaan.

Kelebihannya, kerja tim lebih menonjol, menutupi kekurangan masing-masing individu terutama yang bekerja di balik layar. Kemudian juga menciptakan lingkungan kerja lebih termotivasi karena kerja bersama-sama tersebut.

Kekurangannya, pemimpin bisa kehilangan kendali atas organisasi. Sebab kerja tim lebih baik, pihak luar akan memandang pemimpin kurang berkompeten dan tidak melakukan apa-apa. Kemudian juga hubungan kurang harmonis antara pimpinan dengan penerima otoritas.

Dilihat dari penjelasan ketiganya maka dapat diambil kesimpulan bahwa tipe kepemimpinan apa saja bisa efektif dijalankan. Sebab masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat disesuaikan dengan kondisi organisasi.

Lebih jelas mengenai kepemimpinan, pelajari tentang materi training leadership, dengan klik artikel berikut ini! https://ferdiesoethiono.com/blog-artikel/training-leadership/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *