Yuk Intip Bagaimana Strategi Pengembangan Kompetensi ASN

tujuan komunikasi efektif

Pengembangan kompetensi merupakan hal yang penting bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa strategi efektif yang dapat digunakan untuk mengembangkan kompetensi ASN.

Aparatur Sipil Negara (ASN) memang sudah sepatutnya menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat dan bisa berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi maupun kinerjanya.

Peningkatan kompetensi juga bukan sekedar membantu memberikan layanan terbaik untuk masyarakat di Indonesia. Namun juga membantu meraih visi dan misi organisasi.

Strategi Pengembangan Kompetensi ASN

ASN wajib mempunyai integritas, profesional, netral, terbebas dari gangguan politik, terbebas dari tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Kemudian juga wajib memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Indonesia.

Oleh sebab itu, umumnya instansi pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyusun rencana pengembangan kompetensi dalam kurun waktu tertentu. Peningkatan kompetensinya wajib dilakukan melalui strategi khusus dan mengikuti peraturan negara.

Melalui peningkatan kompetensi, ASN bisa mendapatkan pengembangan pengetahuan, kecakapan sampai sikap tertentu yang bermanfaat dalam organisasi. Ini dia beberapa strategi pengembangannya untuk membentuk SDM unggul.

1. Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Kompetensi ASN

Strategi pengembangan kompetensi ASN dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan kompetensi. Peningkatan kompetensi sendiri diperlukan guna menjawab tantangan yang senantiasa berubah dan melaksanakan tugas secara lebih maksimal.

Akan tetapi, setiap organisasi yang menaungi ASN pasti memberikan tugas sehari-hari berbeda sehingga kompetensinya juga berbeda. Bahkan, jabatan yang berbeda dalam organisasi juga memerlukan kompetensi berbeda.

Misalnya saja ada tiga jabatan terkait organisasi berupa jabatan administrasi, jabatan fungsional dan jabatan pimpinan tinggi. Ketika posisi jabatannya berbeda, sudah tentu kompetensinya juga berbeda.

Upaya pengembangan kompetensi perlu disesuaikan dengan kebutuhan setiap instansi atau organisasi. Kemudian perlu didukung juga dengan moralitas dan integritas.

Nantinya, upaya peningkatan kompetensi ini juga perlu dipelihara sampai di masa mendatang. Jadi, akan membantu meningkatkan profesionalitas ASN dan menghadirkan kesempatan yang sama untuk meniti karier dengan optimal.

Ketika menetapkan strategi pengembangan kompetensi ASN dengan mengidentifikasi kebutuhan organisasi, bisa tercipta juga iklim kerja yang kompetitif, kondusif dan transparan.

Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi berdasarkan keperluan orang dan individu di dalam instansi dapat dianggap sebagai tahap perencanaan. Tahap ini perlu disempurnakan dengan menerapkan strategi berikutnya yakni pelatihan dan pendidikan.

2. Pelatihan dan Pendidikan

Pengembangan kompetensi bisa dianggap sebagai hak seorang ASN. Jadi, penting untuk meningkatkan kompetensinya, baik itu yang sifatnya teknis, manajerial maupun sosial kultural. Salah satu strateginya ialah melalui pelatihan dan pendidikan.

· Teknis pengembangan kompetensi ASN

Kompetensi teknis memuat kemampuan menganalisis kebijakan, mengembangkan inovasi, komunikasi efektif, kolaborasi, mengembangkan kerja sama, jaminan kualitas, mengelola konflik, menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi.

Seorang ASN tentu perlu mampu menganalisis kebijakan sebelum menentukan suatu kebijakan. Kemudian, bisa mengembangkan inovasi berdasarkan kapasitas diri lantas menerapkannya.

Terkadang, seorang ASN tidak hanya bekerjasama dengan staf namun juga mitra. Jadi, perlu mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Tidak lupa mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Kemampuan mengelola konflik dalam pengembangan kompetensi diperlukan untuk menghadapi dua atau lebih pihak yang terlibat konflik. Wajib bisa mendengarkan dua arah sehingga mampu membantu menyelesaikan konflik.

·  Manajerial

Kompetensi manajerial memuat kepemimpinan, berpikir strategis dan visioner, pelayanan optimal, mampu mengambil keputusan, memimpin maupun mengelola perubahan, manajemen kinerja, pemberdayaan staf dan masyarakat hingga pengembangan organisasi.

Seorang ASN bukan hanya perlu bersikap profesional, namun juga harus peka dengan keadaan lingkungan. Jadi, bisa menerapkan strategi secara lebih optimal untuk mencapai tujuan organisasi.

Ketika berhubungan dengan masyarakat, seorang ASN wajib memberikan pelayanan secara optimal. Sementara saat harus mengambil keputusan, harus bisa memilih strategi dan mengembangkan pola pikir sehingga tidak melewatkan dampak positif atau negatifnya.

Seorang ASN juga perlu punya kemampuan untuk memimpin atau mengelola perubahan dengan memperhatikan situasi dan lingkungan. Kemampuan ini dapat diasah melalui pengembangan kompetensi.

Sementara untuk pekerjaan, sebaiknya dijalankan dengan koordinasi bersama staf dan memperhatikan kapasitas staf sehingga mampu mengembangkan organisasi

· Sosio Kultural

Kompetensi sosio kultural mengarah pada sikap, perilaku, integritas, loyalitas, manajemen diri dan lainnya. Mungkin kompetensinya kurang terlihat namun tetap penting untuk dikembangkan.       

3. Mentoring dan Pembinaan

Strategi pengembangan kompetensi ASN berikutnya ialah mentoring dan pembinaan. Mentoring ialah proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seseorang yang telah mempunyai pengalaman pada seorang pembelajar.

Jadi, kunci utama dari strategi ini ialah berbagi pengalaman dan pengetahuan. Biasanya, dapat dilakukan untuk ASN yang sudah punya kinerja di atas rata-rata. Sehingga mampu menyelaraskan keinginan karir dengan tujuan organisasi dan memperluas wawasannya.

Ketika seorang ASN mendapat mentoring, diharapkan mampu mengembangkan pemikiran kritis secara mandiri. Mentor akan bertugas mendampingi, bukan membuatnya jadi sosok yang bergantung.

Melalui mentoring, seorang ASN akan dibimbing dan diarahkan menuju arah yang benar. Sehingga kinerjanya dalam organisasi lebih tepat. Akan terhindar dari hal-hal yang salah seperti korupsi, kolusi, nepotisme maupun lainnya.

Sementara coaching atau pembinaan dalam pengembangan kompetensi adalah proses tatkala seorang ASN dibantu oleh seorang coach guna meraih tujuan yang sudah ditentukan. Kata kuncinya ialah pencapaian goal.

Coach juga akan memegang peran sebagai partner akuntabilitas guna memastikan ASN sudah melakukan hal-hal dengan tepat. Coaching dibutuhkan sebab adanya mental barrier pada diri seseorang, masalah atau kehendak untuk sukses.

Setiap ASN pasti punya hambatan tertentu dalam menjalankan pekerjaannya. Oleh sebab itu, coach akan membantu mengembangkan potensinya sebagai peluang dalam bekerja.

4. Pengalaman Kerja dan Rotasi

Rotasi kerja dalam pengembangan kompetensi ASN ialah perubahan tempat atau jabatan karyawan namun masih di tingkatan sama. Perubahannya juga masih di satu organisasi yang sama.

Rotasi ini menjadikan pekerjaan Aparatur Sipil Negara ditukar, akan tetapi masih di satu organisasi atau divisi yang sama. Jadi akan mengerjakan tugas baru dalam jangka waktu khusus sebelum kembali pada pekerjaan semula.

Melalui strategi pengembangan kompetensi ini, seorang ASN bisa memperoleh pengalaman kerja dan keterampilan baru sebab berurusan dengan tanggung jawab baru. Lalu, ada peningkatan fleksibilitas, keterlibatan sampai retensi.

Karena rotasi kerja akan menempatkan karyawan pada posisi tepat dan mampu memberikan hasil maksimal, sangat membantu untuk menemukan ASN yang paling cocok pada suatu posisi.

5. Kolaborasi dan Pertukaran Pengetahuan

Pengembangan kompetensi selanjutnya adalah kolaborasi, yakni interaksi bersama di satu kelompok untuk aktivitas yang memerlukan pengerjaan tugas bersama. Kolaborasi menunjukkan tindakan kooperatif ASN untuk tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Kolaborasi juga dapat menjadi sarana untuk saling mengingatkan mengenai peran, meningkatkan kemampuan, interaksi dengan masyarakat dan lainnya. Kolaborasi dijalankan dengan melibatkan orang lain ketika menentukan tujuan dan berbagi tanggung jawab.

Kolaborasi dalam pengembangan kompetensi memberikan kesempatan bagi ASN untuk bertumbuh secara profesional sebab ada interaksi dengan orang lain. Kemudian juga mampu meningkatkan ketrampilannya.

Ketika berkaitan dengan pertukaran pengetahuan, setiap ASN dalam satu instansi pasti punya pengetahuan masing-masing. Ketika pengetahuannya dibagikan, tentu akan membantu memecahkan suatu masalah yang ada.

Dapatkan pelatihan public seminar terbaik dengan mentor berpengalaman bersama Ferdie Soethiono. Hubungi saja melalui ferdie.leaderslead@gmail.com.

Indonesia memerlukan Aparatur Sipil Negara dengan kualitas SDM unggul dan mampu melayani masyarakat secara optimal. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan dengan strategi dalam artikel ini.

Pelajari lebih lanjut tentang Skill Management, manfaat, dan cara mengembangkannya. Klik disini untuk membaca artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *