Motivasi intrinsik dan ekstrinsik merupakan istilah dalam dunia psikologi dalam mendorong seseorang mendapatkan tujuan atau keinginan, lalu apa perbedaannya? Mudah saja memahaminya, ke dalam serta ke luar,
Agar lebih mudah dalam memahaminya kami akan memberikan sedikit kasus. Anda adalah karyawan baru di sebuah perusahaan, kemudian atasan menyuruh anak buahnya agar bersemangat bekerja dan usahakan melakukan minimal kesalahan.
Apa yang akan Anda lakukan sebagai karyawan? Pasti bekerja bagus bukan? Lalu, apa motivasinya harus giat seperti yang atasan katakan? Berharap naik jabatan, karena gajinya besar atau agar tidak dipecat?
Perbedaan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Sebelum Anda menjawab kasus di atas, kami akan menjelaskan dulu apa perbedaan diantara keduanya. Setelah paham bagaimana terorinya, baru masuk ke bagian contoh sesuai dengan keadaan karyawan tersebut.
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik menurut Herzberg adalah sebuah permintaan atau pengakuan bisa juga mengenai berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pekerjaan itu sendiri. Sedikit membingungkan bukan? Begini Artinya.
Setiap orang berada dalam keadaan tertentu pasti punya tujuan dan keinginan. Hanya saja, apakah mungkin bisa meraihnya. Misalnya saja, ada siswa ingin mendapatkan beasiswa sekolah di Oxfrod.
Dalam teori di atas, akan ada berbagai kemungkinan atau pemintaan. Hal itu dapat dilihat dari keinginannya mendapatkan beasiswa agar dapat sekolah di Oxford. Agar lebih mudah memahaminya perhatikan teori kami.
Motivasi merupakan dorongan seseorang dalam menjalankan niat atau ingin mewujudkan sesuatu yang akan berdampak secara langsung atau tidak langsung terhadap diri sendiri, bagaimana maksudnya?
Cobalah lihat motivasi dalam bekerja seperti kasus di atas. Mari berandai-andai dulu, misalnya karyawan memilih untuk memacu dirinya agar bisa bekerja untuk naik jabatan.
Dampaknya ke siapa? Langsung pada diri sendiri bukan? Jika, karyawan itu memilih bekerja giat agar tidak dipecat, hal itu disebut dengan tidak langsung. Karena pekerja tersebut hanya berdiam diri saja.
Tidak ada pergerakan sama sekali, kalau terus bekerja seperti itu posisinya akan aman bukan? Bisa dikatakan serupa tetapi tidak sama, tergantung dari bagaimana niatnya sejak awal, mau berdampak ke mana.
1. Contoh Dalam Dunia Kerja Lainnya
Agar lebih bisa memahami perbedaan dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik ini, akan kami sampaikan contohnya seperti apa. Memang tidak perl banyak teori agar Anda bisa menilai diri sendiri.
Dalam kasus lain, ada seorang pekerja yang posisinya sudah bagus mau apa lagi? Hanya saja, orang itu punya keinginan mau berbisnis atau terus menjadi pekerja walau posisinya sudah sangat enak.
Kalau Anda pilih yang mana? Coba dibedah sesuai dengan perbedaan motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang sudah dipelajari di atas. Maka kemungkinannya ada dua
- Tetap menjadi pekerja saja karena tidak perlu berpikir, tinggal bekerja giat saja agar mendapatkan bonus tambahan serta terhindar dari pemecatan
- Memilih mencari ilmu dan mengetahui seluk beluk perusahaan sebab posisinya saat ini bisa melakukan hal itu, kemudian keluar dan bangun usaha sendiri.
Dua kasus ini merupakan contoh dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Di mana keduanya kalau dipilih akan berpengaruh kepada kepribadian Anda. Termasuk cara untuk meraihnya dan langkahnya juga berbeda.
2. Metode yang Digunakan
Baiklah, kami akan menjelaskan metode atau langkah apa saja yang akan dilakukan oleh atasan tersebut sesuai dengan motivasinya. Jika, memilih nomor satu, atau disebut dengan ekstrinsik. Maka, mereka akan melakukan hal berikut ini:
- Mengerjakan tugas tanpa kenal lelah, bahkan akan bekerja dua kali lebih banyak
- Selalu on time setiap ada panggilan tugas
- Jika ada konflik mencoba mencari solusi yang tepat
- Menghindari berbagai kesalahan yang mengakibatkan adanya pemecatan
Dari langkah tersebut, bisa dilihat kalau tujuan utamanya adalah agar tidak dipecat dan mendapatkan gunjingan dari orang banyak. Maka, semua yang dilakukan ujungnya kesana. Bahkan rela melakukan apa saja.
Walau terkesan buruk, namun hal tersebut tetap menjadi bagian dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik karena keinginannya hanya satu, agar tetap dipercaya. Misalkan berbuat sesuatu ternyata salah pasti mengandung mengandung risiko.
Bila memilih poin nomor dua, atau bagian dari intrinsik, maka kemungkinan mereka akan melakukan:
- Mencoba sekuat tenaga mencari tahu apa yang dibutuhkan agar mereka bisa membangun perusahaan tersebut
- Bekerja sesuai dengan porsi serta kapasitas, tidak peduli apa kata orang lain, asalkan keinginannya tercapai tetapi masih dalam jalur yang benar
Dari contoh motivasi intrinsik dan ekstrinsik tersebut terlihat bahwa keduanya mempunyai perbedaan sangat besar. Terutama dari bagaimana Anda harus bersikap dan menjalankan rencana sehingga keinginan tercapai.
3. Contoh Dalam Dunia Belajar
Sekarang saatnya menuju ke dunia sekolah atau belajar. Kasusnya sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan di atas, hanya saja langkah serta motivasinya berbeda. Coba perhatikan di bawah ini
Seorang mahasiswa kuliah di Universitas, pertanyaannya adalah apakah orang itu ingin belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan beasiswa atau agar orang tua tidak marah? Mana pilihan terbaiknya? Motivasi intrinsik dan ekstrinsik tersebut memberikan mahasiswa itu pilihan untuk:
- Belajar giat karena ingin meraih beasiswa sehingga tidak perlu membayar dan bisa lulus cepat
- Belajar sebisanya saja, asalkan nilainya bagus dan orang tua tidak marah
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam belajar ini memberikannya pandangan kalau mau mengejar poin nomor satu, maka dia harus berjuang sekuat tenaga. Misalnya ada materi sulit dia tidak menyerah.
Pasti di cari sampai ketemu dan bisa, kalau memilih nomor dua saat ada permasalahan seperti ini, mudah saja. Tinggal menunggu teman atau setidaknya mendapatkan nilai 3 masih tidak masalah.
Kalau mau belajar lebih sebenarnya bisa mendapatkan nilai minimal 3,8. Hanya saja. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik tidak untuk mendapatkan beasiswa. Paling penting orang tuanya tetap merasa bangga.
Antara Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik Mana yang Lebih Baik?
Dari kedua contoh tersebut mungkin, Anda akan beragumen bahwa motivasi intrinsik adalah paling bagus. Sebenarnya jawabannya tidak salah, hanya saja kurang tepat karena kalau digabung keduanya bisa luar biasa.
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik memberikan kekuatan berlebih agar Anda bisa meraih keinginan serta tujuan dengan baik. Salah satu contohnya, pada kasus di atas kalau digabungkan menjadi satu.
Seorang atasan bekerja giat agar bisa naik jabatan dan tidak dipecat oleh atasannya. Bagaimana cukup bagus bukan? Dorongannya lebih kuat beberapa persen dibandingkan hanya salah satunya saja.
Mau tahu lebih banyak lagi mengenai motivasi intrinsik dan ekstrinsik tersebut? Tenang saja, kunjungi saja website https://ferdiesoethiono.com/ atau email ke ferdie.leaderslead@gmail.com. Semua pertanyaan Anda akan terjawab dengan mudah.
Kami mempunyai berbagai macam fasilitas dan layanan yang dapat dimanfaatkan mulai dari pengembangan diri baik itu secara pribadi atau karyawan. Jadi, tunggu apa lagi? Segera hubungi kami dan rasakan manfaatnya.
Dalam dunia kerja atau sekolah, setiap orang harus mendorong dirinya sendiri dalam mencapai tujuan. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik merupakan solusi terbaik yang bisa Anda lakukan saat ini.
Baca juga : Teori Motivasi: Pengertian, Jenis dan Cara Membangunnya